loading...

KETULUSAN

Saya paling senang jika leader mengajak jalan-jalan ke grupnya untuk acara sharing atau konsultasi. Rasanya kok tiba-tiba saya begitu berharga. Pakai dijemput-jemput segala.Di bisnis ini setelah mencapai peringkat menengah, memberikan konsultasi seperti makanan sehari-hari. Uniknya, saya bukan hanya menerima konsultasi bisnis tetapi juga curhat dari jaringan tentang masalah-masalah pribadi atau keluarga mereka. Seandainya saya psikolog profesional mungkin tarif saya sudah mahal, he..he..he... Just kidding. Segera kembangkan jaringan Anda dan rasakan indahnya perasaan berkontribusi.Suatu ketika saya mendampingi leader saya untuk sharing ke jaringannya. Leader saya yang menjadi ‘guest speaker’, saya cuma nambahin aja kalau diperlukan. Lagi asyik-asyiknya sharing, tiba-tiba datang tetangga bertamu, yang ternyata distributor juga tapi dari garis crossline. Bukan saja crossline dia tetapi juga crossline saya. Melihat yang kumpul sesama satu Perusahaan MLM, akhirnya nimbrung, ikutan tanya-tanya cara menjalankan bisnis ini. Dalam hitungan detik, leader saya berubah tema. Ngomongnya jadi ngalor ngidul dan menjadi tidak semangat jika ditanya tentang cara menjalankan bisnis ini. Karena tema sharingnya umum-umum aja dan bukan sesuatu yang sensitif, sayapun mengambil keputusan untuk mengambil alih peran dia. Kasihan jaringan sudah pada kumpul kok jadi ngomong yang lain. (Jika Anda melakukan sharing tetapi membahas perkembangan bisnis grup dan membicarakan hal-hal sensitif sebaiknya dengan sopan, Anda bisa meminta crossline untuk tidak mengikuti pertemuan. Crossline pasti menghormati pertemuan Anda)
Malam usai sharing. Saya tanya,”Mengapa jadi berubah semangat?”. Dengan senyum ragu dia bilang, ”Yah... ada tetangga, nanti dia ikut dapat ilmunya. Keenakan dong”. Akhirnya kami berdua lanjut sharing sampai jam 3 pagi. Sebagian besar tentu merefleksikan peristiwa barusan. Inilah ringkasan obrolan kami.

Mari berandai-andai, jika Anda diminta memilih, manakah yang Anda pilih : Anda sukses sementara ada orang di dekat Anda yang kecipratan sukses gratis, atau Anda meraih sukses yang sama tetapi tidak ada satupun yang kecipratan sukses. Jelas, kalau sukses kita tidak berkurang, mengapa harus pusing ada orang lain ikut menikmati sukses? Itupun kalau terjadi, pada kenyataannya sukses gratis tidak ada. Kita sendiri yang menumbuhkan perasaan SMS. Susah Melihat orang Senang, Senang Melihat orang Susah. Kekhawatiran yang tidak berdasar tetapi telah menguras energi kita.

Pada kisah tadi, masalahnya adalah : gara-gara khawatir cross ikut sukses, tanpa disadari leader saya menghambat suksesnya sendiri. Yang dilakukan adalah menyia-nyiakan waktu untuk sharing. Belum tentu semua jaringan yang ikut sharing malam itu bisa berkumpul bersama lagi dengan tema yang sama. Artinya, jaringan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran. Dan andaikata pertemuan seperti itu bisa diulangi persis sama, tentu saja menggunakan waktu yang lain, tidak bisa kembali menggunakan waktu tadi. Kita tidak bisa membeli kembali waktu yang telah kita buang percuma. Membuat pertemuan baru di waktu yang lain, tentu juga memerlukan pengorbanan baru. Waktu, tenaga, uang dan juga perasaan. Dengan kata lain, pemborosan energi.

Crossline tadi numpang sharing, hanya karena kebetulan mampir. Andaikata ia mendapatkan pelajaran malam itu, belum tentu dilain waktu akan memiliki kesempatan yang sama. Bandingkan dengan jaringan kita sendiri yang memiliki kesempatan setiap waktu untuk sharing dan konsultasi. Jaringan kita pasti jauh lebih banyak belajar dari kita dan pasti lebih hebat dari cross (jika mengasumsikan cross tidak mendapat pembelajaran dari upline atau sumber lain). Lalu ngapain bikin pusing sendiri? Lagipula, apakah ilmu yang kita sharingkan adalah hasil temuan kita sendiri yang harus dirahasiakan? Toh kita juga belajar dari upline, buku, kaset dan sebagainya yang disediakan support system. Dan andaikata cross tidak mendapatkan dari kita, dia juga bisa mendapatkannya dari sumber-sumber yang lain. Lucu ya, merahasiakan sesuatu yang sudah bukan rahasia lagi.

Dalam seluruh kehidupan kita, ada hukum-hukum alam yang universal, abadi dan tidak bisa dilawan atau dimanipulasi oleh kekuatan apapun. Kalau kita memelihara sikap-sikap negatif, tanpa sadar kita meminta alam untuk menghukum kita. Sebaliknya, jika kita menaburkan sikap positif dimana saja, alam tanpa diminta akan memberikan jauh lebih banyak kepada kita. Itulah hukum tabur tuai. Siapa menabur benih akan menuai hasilnya.

Saya teringat sebuah kisah seorang petani jagung yang selalu menjadi juara nasional karena selalu konsisten menghasilkan jagung-jagung terbaik. Setiap musim tanam, petani ini membagikan bibit terbaiknya kepada petani-petani yang lain. Tetapi selalu saja petani yang lain tidak berhasil memanen jagung yang lebih baik. Karena penasaran, seorang wartawan mewawancarainya.”Pak tani, Anda selalu membagikan bibit terbaik kepada petani yang lain, tetapi mengapa hasil panen Anda selalu lebih baik?”.”Pak wartawan ketahuilah, angin selalu menerbangkan serbuk sari dari segala penjuru dan mengawinkan jagung saya dengan jagung tetangga. Jika tetangga saya memiliki bibit jagung yang buruk, maka jagung saya pun akan memiliki sebagian sifat benih yang buruk. Karena seluruh jagung disekitar sawah saya adalah bibit jagung terbaik, maka dapat dipastikan jagung yang saya hasilkan adalah hasil perkawinan dari bibit-bibit yang terbaik”.

Ilustrasi hukum alam yang lain adalah perilaku lebah. Lebah bekerja keras menghisap sari bunga untuk membuat madu untuk keturunan mereka. Tetapi tanpa disadari lebah telah membantu menerbangkan serbuk sari yang menempel di kaki dan perutnya, lalu mengawinkannya dengan tumbuh-tumbuhan lain. Andaikata lebah berpikir negatif, ”Enak saja tumbuhan tidak bekerja, saya yang mengawinkan mereka dan membuat mereka berkembangbiak” dapat dipastikan anak-anak mereka tidak akan mendapatkan madu untuk kelangsungan hidupnya. Untungnya lebah punya kodrat ‘mengerti’ simbiosis mutualisme dan hukum-hukum ekologi. Dengan mengawinkan tumbuh-tumbuhan, banyak buah yang dihasilkan. Tentu saja akan banyak buah yang masak dan jatuh ke tanah. Perlahan tapi pasti biji buah yang jatuh tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang kelak akan menyediakan sari bunga. Lebah mengerti, nasib keturunannya yang semakin banyak sangat tergantung seberapa banyak persediaan sari bunga. Lebah sadar, sebelum mendapatkan manfaatnya, ia harus membantu alam untuk tetap lestari.

Jika Anda mengadopsi hukum-hukum alam untuk mengendalikan sikap Anda di bisnis ini, yakinlah Anda akan mendapat manfaat yang jauh lebih besar. Dalam kasus tadi, bayangkan Anda bersikap positif dan tetap bersemangat memberikan konsultasi. Apa yang Anda dapatkan? Pertama, jaringan anda tidak membuang waktu dan tenaga untuk mendapatkan pembelajaran berharga. Kedua, sikap-sikap Anda diduplikasi oleh jaringan. Jaringan Anda belajar dari pengalaman, bagaimana menerapkan sikap-sikap positif. Anda mengajari mereka dengan tindakan bukan talk only. Dan itu jauh lebih efektif. Ketiga, karakter Anda akan membuat Anda lebih berwibawa dan dihormati oleh jaringan maupun cross. Anda mendapatkan tambahan rekening integritas (meminjam istilah steven covey). Dengan integritas itu Anda memiliki peran sentral untuk memimpin terbentuknya good team player demi kesuksesan bersama. Keempat, diatas segalanya, karakter Anda akan tumbuh lebih sempurna. Keagungan jiwa Anda akan membantu Anda bukan hanya sukses di bisnis ini tetapi juga diseluruh kehidupan Anda.
Saya tidak pernah melupakan petuah dari A’a Gym,”Tugas kita adalah berusaha sebaik mungkin, Allah lah yang menentukan rejeki kita. Fokus yang paling penting adalah, bagaimana menjadikan seluruh aktivitas kita menjadi ladang amal/ibadah”. A’a Gym benar, pada kenyataannya, orang-orang tersukses di dunia adalah orang-orang yang fokus pada memberikan pelayanan (service adalah roh dari marketing) dan mengembangkan solusi yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar