loading...

Spiritual Mission

Saya pernah bertanya kepada salah satu leader saya, mengapa sekarang muntaber? Dia bilang” Saya sudah berusaha keras, tetapi Naik peringkat kok sulit sekali”, ujarnya putus asa. Di kemudian hari saya mengetahui dari sesi kesaksian, distributor ini telah berhasil menyembuhkan seorang yang ketergantungan alkohol yang dijuluki dewa mabuk. Si dewa mabuk ini tidak bisa tidur jika belum ‘mencekik’ botol, tetapi setelah mengkonsumsi teh hanya dalam waktu 10 hari saja, bisa tidur nyenyak tanpa harus minum. Hati saya berdesir. Apa makna dari sebuah gelar jika dibandingkan dengan 1 orang saja yang berhasil dibebaskan dari alcohol?
Salah satu keluarga saya di lombok tmur, Ibu Sinar, selama 10 bulan menderita lemah usus dan menghabiskan 10 juta untuk ditangani dokter spesialis. Tak kunjung sembuh dan divonis operasi. Setelah mengenal Produk ini hanya dengan Rp. 500 rb saja, beliau kini sudah kembali menunaikan tugasnya sebagai seorang pendidik. Siapa saja yang terselamatkan? Beliau sendiri, plus anak-anak yang berhak mendapatkan pendidikan, dan uang negara yang efektif menggaji pendidik.

Cerita singkat ini tidak saya maksudkan untuk promosi produk. Lha wong produk nggak dipromosikan juga udah hebat. Saya ingin mengajak Anda untuk meredefinisi nilai-nilai dasar dan misi menjalankan bisnis ini yang sekaligus merupakan cerminan misi hidup kita. Apa makna membebaskan seseorang dari ketergantungan alkohol bagi Anda? Apa makna mengembalikan hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dari guru yang kembali sehat? Apakah makna itu lebih kecil dari bonus Anda? Apakah makna itu lebih kecil dari peringkat Anda?. Nilai-nilai dasar apa yang mengilhami setiap langkah Anda di bisnis ini?

Seekor kambing tetap mencari rumput walaupun dia berjalan di atas bukit emas. Kalau saja kambing tahu 1 ons emas bisa ditukar dengan rumput untuk dia makan seumur hidup, kira-kira kambing memilih emas atau rumput? Dua-duanya dong, kalau bisa memanfaatkan dua-duanya mengapa harus pilih satu? Hidup penuh dengan pilihan.
Kebanyakan diantara kita adalah kambing yang sering fokus pada hasil kecil dan mengabaikan tujuan besar. Karena tujuannya kecil, sekalipun mereka mendapatkan hasil besar, mereka tidak bisa melihatnya, tidak bisa merasakan dan tidak bisa menikmatinya. Menurut Anda, mana yang lebih besar tujuannya. Apakah seseorang yang menjadikan bonus dan peringkat sebagai tujuan, atau seseorang yang menjadikan bonus dan peringkatnya sebagai simbol (indikator) seberapa banyak orang yang telah tertolong dari bisnis ini?

Bonus dan peringkat boleh sama, tetapi kalau nilai-nilai dasar Anda berbeda, aroma sukses yang Anda rasakan sangat jauh berbeda. Dahsyatnya, perbedaan kecil ini dalam jangka panjang bisa sangat-sangat jauh berbeda. Semakin dalam perasaan damai dan bahagia Anda saat menjalankan bisnis ini, passionate Anda akan semakin besar. Semakin besar passionate, semakin kuat unconscious mind bekerja untuk kesuksesan Anda. Sebagaimana Anda tahu, unconscious mind bekerja jauh lebih powerfull daripada conscious mind. Ringkasnya, semakin bahagia Anda, semakin mudah Anda menuju sukses.

Dunia sudah berubah. Dulu orang melihat sukses duniawi dan spiritualitas adalah dua dunia yang terpisah. Setelah era informasi, gagasan spiritualitas sebagai fondasi sukses bisnis semakin meluas dan diadopsi oleh banyak organisasi bisnis modern. Amartya Sen, peraih nobel bidang ekonomi mengatakan, “Bisnis memiliki kekuatan dahsyat untuk membangun atau menghancurkan dunia. Yang membedakannya adalah landasan etik dan spiritualitasnya. Bisnis tidak memiliki arti apapun bagi dunia, jika tidak memiliki landasan etik yang kokoh”. Bisnis tanpa spiritualitas bukan hanya menghancurkan pihak lain, tetapi juga menghancurkan dirinya sendiri (Danah Zohar dan Ian Marshal).

Penulis buku The Corporate Mystic, DR. Guy Hendrick dan DR. Kate Ludeman, jauh lebih kontroversial mengatakan, “Saya tidak pernah menyangka telah menemukan para sufi tidak ditempat peribadatan tetapi justeru di korporasi-korporasi raksasa dunia. Mereka memiliki nilai-nilai spiritualitas yang tinggi dan berhasil mewujudkan dalam perusahaan dan kehidupan mereka”.

Konosuke Matshusita, seorang konglomerat besar di Jepang dan sufi, hanyalah lulusan kelas enam SD. Tetapi beliau memiliki jaringan bisnis di seluruh dunia dan memimpin banyak sekali Doktor maupun Profesor. Mengapa beliau menjadi luar biasa? Salah satu hal terpenting menurut beliau adalah filosofi bisnis yang luar biasa yakni, “ Life is not only for bread”.
Lalu apa hubungan konkret spiritualitas dengan bisnis ini? Landasan spiritualitas meskipun bukan satu-satunya penentu sukses tetapi memiliki pengaruh dalam seluruh proses menjalankan bisnis ini. Ok, mari kita lihat apa bedanya orang yang menjalankan bisnis semata-mata mencari untung dan orang yang fokus menolong orang lain dan nilai-nilai yang lebih agung lainnya. Apa yang saya sharingkan berikut ini adalah dalam pengkategorian yang ekstrim, hitam atau putih. Pada kenyataannya tentu masing-masing orang memiliki campuran sikap yang unik dari ujung kiri sampai ke ujung kanan.

PROSES MENSPONSORI

100% Motif cari untung :

Banyak distributor yang tidak pernah menyadari jika motif ini justeru membuat mereka tidak berani melangkahkan kaki untuk pergi presentasi. Atau ketika berhadapan dengan prospek mereka grogi. Sebabnya sederhana, hati dan pikiran tidak kongruen. Pikiran sadar berkata,” saya harus dapat 485”. Sementara dalam hati kecil mereka ada perlawanan. Dengan sangat lirih hati kecil berkata, “jangan pernah mengambil untung sepihak dari sahabat/keluarga”. Conflict of value menimbulkan perasaan bersalah. Perasaan ‘tidak di jalan yang benar’ membuat orang tidak yakin dengan apa yang akan dilakukannya.

Over promote produk. Misalnya, “Ini obat dewa, apapun penyakitnya dijamin lenyap dan tidak akan kumat. Akibatnya kons/jar kecewa jika tidak terjadi perubahan signifikan dalam waktu cepat.

Melayani konsumen berorientasi pada penjualan produk.
Over promote marketing plan. Misalnya menjanjikan penghasilan tetap bulanan pada peringkat-peringkat awal. atau memberikan informasi bonus berlebihan. Akibatnya jar kecewa karena hasil yang diterima tidak sesuai dg kenyataan dan segera mengundurkan diri. Jaringan Anda bukan hanya mundur tetapi juga menyebarkan informasi negatif tentang Anda dan bisnis ini. Suatu hari nanti Anda ingin mensponsori orang yang ternyata keluarga atau teman mereka, jangan harap closing. Mereka sudah tahu siapa Anda sebenarnya.

Menekan prospek untuk join meskipun belum tertarik. Akibatnya, prospek justeru melihat bisnis ini bukan untuk kesuksesan dia, tetapi semata-mata menguntungkan Anda. Saya pernah melihat langsung, seorang distributor mengatakan,”Kamu ini sudah lama saya tunggu, masak cuma 2 juta saja nggak mau bantu saya”

Membujuk/menjanjikan mencarikan downline. Pada kenyataannya ini tidak munkin terjadi karena tidak ada orang yang sanggup mencarikan downline utk downline secara terus menerus. Akibatnya, kehilangan integritas dan tidak pernah melahirkan leader karena tidak mengajarkan cara yang benar untuk menjadi seorang leader.

Hanya menunjukkan potensi bisnis tanpa mengajarkan pentingnya produk. Ini sama saja dengan money game. Saya pernah menemukan kasus, seseorang join tetapi produk tidak pernah dikonsumsi karena dianggap obat sementara ia sendiri tidak sakit. Prospek tidak tahu pentingnya suplemen untuk perawatan kesehatan jangka panjang. Tanpa pendidikan manfaat suplemen utk kesehatan, jar hanya berbelanja sekali tanpa repeat order. Artinya sponsor hanya mendapatkan keuntungan sekali.


Motif menolong orang lain
Dalam kehidupan, kita dikendalikan oleh hukum hukum alam yang tidak bisa kita lawan. Salah satunya adalah hukum tabur tuai atau karma. Orang jawa bilang, “Gusti Allah ora turu”. Orang yang ingin memberi lebih banyak biasanya akan mendapatkan jauh lebih banyak. Ini adalah hukum alam yang tidak bisa kita lawan. Contoh : jika Anda membaca buku untuk diri sendiri, hanya sedikit yang terserap. Bandingkan jika Anda membaca buku untuk Anda bagikan ilmunya besok pagi pada`sebuah pertemuan. Dijamin Anda mampu menyerap materi dari buku tadi 10X lipat

Motif menolong orang lain hanya bisa muncul kalau kita memiliki suatu keyakinan yang dalam terhadap manfaat kesehatan, kesejahteraan dan manfaat2 lainnya yang bisa memberikan solusi hidup bagi prospek. Karena keyakinannya kuat, biasanya mereka lebih percaya diri (meskipun pada kenyataannya ada juga yang tidak PD karena takut tidak dipercaya, tetapi secara umum keyakinan ini sudah sangat membantu) Sangat aneh kalau orang merasa malu menolong orang lain. Yang seharusnya adalah, kita harus malu kalau tidak pernah menolong orang lain

Mendapatkan TRUST jangka panjang, hal termahal dari bisnis yang tidak bisa dibeli dengan uang. Prospek bergabung karena dua hal, percaya kepada bisnisnya dan juga percaya kepada Anda. Kalau percaya kepada bisnisnya tetapi tidak percaya kepada Anda, prospek akan mencari jalan bergabung dengan orang lain yang lebih dia percaya. Kalau Anda tulus, Anda akan memiliki satu ekspresi yang kongruen antara bahasa verbal dan bahasa tubuh. Ketulusan Anda, membuat prospek tanpa sadar lebih mudah menerima Anda secara pribadi. Anda memiliki suatu aura positif yang membangun komunikasi dari jiwa ke jiwa Meskipun prospek tidak bergabung karena tidak percaya bisnisnya, suatu hari nanti saat mereka membutuhkan produk atau sadar bisnis ini luarbiasa, mereka akan mencari Anda.

Sensitif terhadap kebutuhan prospek karena tanpa sadar terjadi emphaty terhadap masalah2 yang dihadapi orang lain. Bahasa yang sering kita gunakan adalah menemukan ‘hot button’. Sikap ingin menolong membimbing Anda secara alami untuk menemukan hot button tadi. Emphaty memudahkan Anda membangun kemiripan dan keakraban secara alami dengan prospek. Kemiripan dan keakraban, katanya TDW, merupakan salah satu batu magic yang membuat penjualan menjadi sangat efektif.

Memberikan informasi yang benar tentang manfaat produk sesuai kenyataan. Menunjukkan manfaat produk sangat luar biasa tetapi pada masing-masing orang bisa menunjukkan perubahan yang berbeda. Beberapa kasus ajaib, sembuh dalam hitungan menit dan secara umum sembuh dalam rentang waktu tertentu, bahkan bisa 6 bulan.

Melayani konsumen dengan penuh kasih. Bahkan memberikan informasi2 yang tidak berhubungan langsung dengan keuntungan penjualan produk.

Menunjukkan informasi marketing plan dengan benar. Sebelum aset kita terbentuk dan kuat, bonus sangat tergantung dari aktive income. Passive income hanya terjadi jika sistem sudah bisa dijalankan oleh banyak leader di grup kita. Kalau jaringan memahami marketing plan dengan benar, hatta suatu hari nanti mereka berhenti di bisnis ini, mereka tidak akan menyalahkan bisnis ini. Mereka mengerti kegagalan bukan karena ditipu, tetapi karena mereka belum berani ‘membayar harganya’. Mereka tetap menghormati integritas Anda, sehingga Anda punya peluang untuk ‘menghidupkan kembali’ mereka saat mereka sudah merasa siap membayar harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar