loading...

SEMUA BISA SUKSES

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang tidak pernah kita ragukan.
Misalnya ingin pergi ke jakarta. Orang tidak bertanya apakah saya bisa ke jakarta? Pertanyaannya, naik pesawat, bus, mobil pribadi atau motor? Kalau naik pesawat, garuda atau merpati? Kalau Bus, safari atau karya jaya?Padahal di jalanan juga banyak resiko. Dermaga kosong kapal, pecah ban, pesawat delay, dan banyak sekali resiko fatal, tabrakan bus, kapal tenggelam/terbakar, pesawat jatuh, pesawat hilang dsb. Mengapa tidak membuat rasa takut?
Artinya orang siap menghadapi resiko kegagalan pasti yang diketahui
Siapa yang mau pergi tamasya ke Eropa 1 bulan full hanya bayar 10 juta. Banyak yang mau. Mengapa mau? Pernah ke Eropa? Tidak. Pernah baca peta Eropa? Tidak. Ada keluarga yang pernah ke Eropa? Tidak Tahu caranya pergi ke jepang? Tidak. Pernah naik pesawat? Tidak. Mengapa mau? Sering dengar kabar Eropa itu maju. Pernah lihat di TV sekilas dsb.
Tetapi jika menyangkut sukses. Pertanyaannya aneh. Apakah saya bisa.
Padahal kalau ditanya. Apa resiko selama menjalankan bisnis ini? Mereka bingung. Kalau saya tanya, Andaikata benar-benar gagal, masalah apa yang timbul terhadap Anda? Paling tinggi (itupun jika didesak-desak. Kalau tidak didesak biasanya tidak bisa menjawab) jawabannya adalah rugi waktu, rugi perasaan (malu gagal), rugi investasi kecil.
Aneh, mengapa orang naik motor dengan resiko kecelakaan di jalan tidak takut?. Faktanya kematian terbesar di dunia adalah kecelakaan lalu lintas darat.
Gagal bisnis kok takut? Jangankan mati, keseleo saja tidak.
Kebanyakan distributor baru mengajukan pertanyaan,”Apakah saya bisa sukses?”. Jawaban saya biasanya tegas,”TIDAK BISA”. Loh kok malah menjatuhkan semangat orang?.”Ya, bukan pertanyaan terucap itu yang penting dijawab. Arti sebenarnya dari pertanyaan itu adalah : saya tidak yakin saya bisa sukses. Ketakutan untuk sukses itulah yang harus dijawab. Ketakutan atau kekhawatiran akan melumpuhkan kecerdasan. Jika Anda terus bertanya,”Apakah saya bisa?” Pikiran Anda akan menemukan banyak sekali alasan bahwa Anda tidak bisa.
Untuk menghilangkan ketakutan Anda, rubahlah kalimat itu menjadi : “Bagaimana caranya saya bisa sukses?”. Saat Anda mengucapkan kalimat ini, di pikiran bawah sadar Anda, kalimatnya berbunyi seperti ini : “Saya yakin bisa sukses di bisnis ini, tolong tunjukkan cara terbaik dan tercepat untuk ke puncak sukses”. Keyakinan akan membuat tubuh dan pikiran kita terangsang bekerja lebih cerdas untuk menemukan jalannya.
Sepele, tetapi tidak mudah melakukannya. Setelah kita mencoba melakukannya, biasanya juga tidak mudah membiasakannya menjadi keyakinan. Saya sendiri merasakannya. Saat pertama kali ‘klik’, saya begitu yakin akan sukses. Tetapi setelah menerima puluhan penolakan, pertanyaan saya berubah kembali,”Apakah saya bisa sukses?”. Untungnya saya membaca buku-buku positif yang membantu saya mencegah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih negatif. Untuk sementara saya berhasil.
Ketika pertama kali print di Level ... dengan omzet yang memenuhi parameter bisnis, keyakinan saya memuncak dan lampu-lampu BMW mulai menerangi jalan-jalan yang saya lewati. Sayang tidak bertahan lama. Dua bulan kemudian keraguan mulai menyelimuti keyakinan saya, omzet tidak juga bergerak naik. Empat bulan di peringkat yang sama saya mulai bertanya,”Apakah saya bisa sukses?” Sekali lagi untungnya, saya konsisten membaca buku positif dan mengikuti pertemuan besar yang membangkitkan kembali semangat saya. Walau begitu pikiran saya selalu menjerit jika saya ajak untuk berpikir positif. Pikiran sadar saya mengatakan,”Apa buktinya kamu akan sukses? Nyatanya omzet tidak kunjung naik”. Tidak mudah memenangkan ‘pertarungan’ dahsyat ini.
Betul kata pujangga,”Pertarungan terbesar adalah saat kita mampu mengalahkan diri sendiri”. Kata orang bijak juga yang menyelamatkan saya. “Masa depan Anda tidak ditentukan oleh latar belakang Anda. Tidak penting apa yang telah terjadi kepada Anda, terpenting adalah bagaimana mewujudkan masa depan Anda”. Saya ucapkan mantra ini berulang-ulang. Andaikata ada spidol permanen yang bisa menuliskannya di otak, saya akan membeli berapapun harganya dan menuliskannya besar-besar. Saya tidak ingin kehilangan kata-kata itu dalam kehidupan saya.
Di setiap pertemuan saya selalu berkaca, kalau orang yang baru bergabung hari ini bisa memiliki keyakinan untuk sukses, alasan apa yang bisa membenarkan saya tidak yakin? Mereka mulai dari segalanya NOL. Anggap saja hari ini saya baru bergabung dan mendapat ‘foor’ current achievement 50 juta plus beberapa leader yang antusias. Artinya saya memulai bisnis ini dengan start yang jauh di depan. Let’s fly ... let’s fly ... show must go on..!!
Mengapa sulit mendapatkan keyakinan sukses?
Lingkungan kita sudah belajar puluhan bahkan ratusan tahun secara turun temurun dan menjadikan semua pengalaman tersebut menjadi acuan bagi kehidupan mereka. Secara sadar, mereka juga mensosialisasikannya kepada anak, cucu dan seluruh keturunan mereka termasuk kita. Orang-orang dengan lingkungan yang berbeda akan memiliki acuan-acuan yang berbeda. Coba bandingkan jika 3 remaja dari lingkungan berbeda yang baru lulus SMA, diberikan pertanyaan sama : “Satu tahun kedepan, bisakah Anda melakukan pekerjaan yang menghasilkan 5 juta per bulan?”. Pertanyaan ini dengan catatan tidak boleh memanfaatkan kekayaan atau meminta pekerjaan dari keluarga. Apa jawaban yang diberikan oleh remaja :
? Anak kusir cidomo (delman) : ___________?___________
? Anak bupati : ___________?___________
? Anak konglomerat terkaya di Indonesia : ___________?___________
Mengapa jawaban mereka berbeda? Bukankah mereka sama-sama lulusan SMA dari sekolah yang sama dan diberi kesempatan waktu yang sama? Tentu saja karena mereka belajar acuan-acuan yang beda. Bagi anak kusir cidomo, 5 juta sulit untuk dibayangkan. Kalau dibayangkan saja sulit bagaimana mau mendapatkannya. Bagi anak konglomerat, 5 juta tidak cukup buat uang jajan. Saat ditanya angka 5 juta, di dalam pikirannya yang muncul adalah gambar 5 milyar. Meskipun belum memilikinya tapi dia sudah terbiasa melihat angka-angka itu dalam berbagai bentuk. Pertanyaannya adalah seperti apakah keluarga dan lingkungan yang mendidik kita?
Bukan hanya keyakinan soal jumlah uang, tetapi yang sangat penting adalah keyakinan menciptakan kehidupan baru. Orang-orang di garis kemiskinan sudah lama belajar, menjadi sukses adalah sebuah keajaiban yang datang dari luar diri mereka. Mereka telah belajar segala sesuatu itu sulit untuk dirubah. Permanen. Dengan kata lain, sudah ketentuan Yang Diatas. Sementara orang-orang di lingkungan sukses terbiasa melihat hal-hal baru diciptakan. Apakah itu lapangan golf, tempat hiburan, kondominium dsb. Mereka juga sering melihat orang-orang yang menciptakan sesuatu yang bahkan tidak ada sebelumnya. Karena itu mereka juga memiliki suatu keyakinan : apapun bisa diciptakan sepanjang kita mau dan yakin pasti bisa.
Orang yang sudah terbiasa di lingkungan sukses melihat, keyakinan untuk mewujudkan sesuatu tidak selalu memerlukan acuan masa lalu. Jika kebanyakan orang mengatakan sesuatu itu mustahil, mereka berani mengatakan mengapa tidak? Jika kebanyakan orang mengatakan belum ada buktinya. Mereka berani mengatakan, sayalah yang membuktikan.
Bisakah kita keluar dari toples keyakinan yang memenjara itu?
Keyakinan hanyalah sebuah penafsiran pikiran yang dianggap benar sehingga tidak bisa diganggu gugat lagi. Jika sebuah ide bisa dimasukkan ke pikiran Anda, sudah pasti ide itu juga dapat dikeluarkan. Anda berkuasa atas pikiran Anda sendiri untuk mengganti keyakinan yang tidak mendukung kesuksesan dengan keyakinan yang memberdayakan Anda. (Untuk lebih dalam, Anda bisa membaca buku Adi Gunawan dan Ariesandi berjudul Manage Your Mind for Success)
Sejak kelas 2 SMP sampai kelas 3 SMA saya bergaul dengan teman-teman yang baik tetapi tidak tepat untuk mendukung masa depan saya. Dengan teman-teman kami memiliki nilai-nilai sendiri yang membanggakan. Tawuran di depan sekolah disaksikan cewek-cewek jelas sangat membanggakan. Membawa botol bir ke kelas dan membuat ketakutan cewek-cewek di kelas jelas menaikkan ‘kelas’. Saya terjebak dalam berbagai bentuk kenakalan remaja termasuk yang paling membahayakan jiwa saya adalah taruhan balap motor. Balapan dengan kaki terangkat diatas jok, melihat jalan di depan dengan kepala dibawah stang, lampu mati dan tidak memiliki kesempatan menginjak rem jika terjadi sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Huffhh... saya bisa menarik nafas panjang jika mengingatnya. Kok bisa saya seperti itu? Satu-satunya sumber positif saat itu adalah orang tua. Sayangnya sebagai remaja, melawan orang tua adalah aktualisasi identitas untuk membuktikan bahwa kami sudah besar, kami sudah mandiri, tidak perlu lagi dukungan orang tua.
Sampai suatu hari, saya menemukan buku lusuh tanpa sampul depan dan dengan sampul belakang warna hijau yang sudah terkoyak. Entah mengapa saya mau membaca buku itu. Semakin banyak halaman saya baca, mata saya semakin kuat menatap buku itu dan saya merasakan ada suatu kesejukan yang mengalir di tubuh saya. Baru saat itu saya merasakan ada cara berbeda untuk melihat dunia ini. Gatot tiba-tiba saja bukan seorang remaja nakal. Secara fisik saya tetap sama, tetapi secara internal saya berubah citra diri menjadi figur-figur yang saya kagumi. Kalau biasanya membaca koran, hanya sekedar membaca saja, sejak mengenal buku itu saya membaca koran dengan cara berbeda. Saat membaca berita politik saya berpikir,”Andaikata saya jadi presiden apa yang akan saya lakukan?”. Jika saya membaca berita ekonomi, saya mempersepsikan diri menjadi menteri ekonomi. Saya berpikir,”Kalau saya jadi menteri ekonomi saya harus berbuat apa?”.
Citra diri baru yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru itu terasa konyol sehingga saya sering merasa memiliki identitas kacau. Faktanya saya seorang anak SMA, bagaimana mungkin saya menjawab pertanyaan jika menjadi presiden atau menteri. Jelas ini pertanyaan yang bodoh sekali. Sampai kepala pecah pun tidak akan ada jawaban. Kadang-kadang saya ingin menghentikan citra diri saya yang baru tetapi tidak bisa karena berpikir dengan cara baru memberikan saya sedikit rasa nyaman yang tidak bisa saya dapatkan dari cara berpikir lama.
Saya bersyukur sekali, meskipun hanya mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban. Pertanyaan itulah yang membimbing ke arah mana saya menuju.Karena itulah di awal tulisan ini saya ‘menggugat’ pertanyaan yang tidak memberdayakan. Saya telah mengalami : pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan secara konsisten akan mendapatkan jawaban-jawabannya. Karena itu buatlah pertanyaan-pertanyaan kepada diri Anda yang membantu Anda untuk maju, bukan mengajukan pertanyaan yang jawabannya akan membuat Anda bergerak mundur.
Buku yang begitu luar biasa memberikan pijakan pertama bagi saya untuk meloncat itu berjudul : Berpikir dan Berjiwa Besar (DJ Schwarz). Bersyukurlah Anda begitu bergabung dengan bisnis ini, sponsor Anda merekomendasikan buku ini. Sponsor Anda ibarat mengulurkan tali saat Anda terjebak di lobang yang dalam. Jangan sia-siakan, tangkap talinya dan jika Anda belum memiliki, miliki sekarang juga
Sebelum mengenal bisnis ini, saya dan teman-teman aktivis berani berpikir besar tentang hal-hal politik tetapi anehnya kami memiliki pikiran yang sangat kecil untuk menjadi kaya. Di mahasiswa kami sudah terbiasa membangun impian yang ‘mustahil’ dicapai, tetapi kami menjadikannya ‘tegangan kreatif’ untuk menarik potensi di diri kami untuk melakukan hal-hal yang kami anggap penting untuk perubahan sosial politik. Anda mungkin pernah mendengar kalimat “Revolusi Sekarang Juga...!!” Terlalu banyak orang mentertawakan kami dan begitu banyak ancaman rezim kami terima. Toh aktivis tidak bergeming, tetap fokus, antusias, ngotot dan konsisten.
Setelah mengenal bisnis ini saya menyadari ternyata kita bisa jadi lepas dari sebuah toples keyakinan tertentu tetapi bisa jadi masih terkungkung di toples keyakinan lain yang tidak memberdayakan. Saya baru saja belajar memecah toples keyakinan kemiskinan. Dan ketika saya mensosialisasikan keyakinan baru ini, saya mendapat tertawaan sebagian teman aktivis. Luar biasa kaya adalah sebuah konsep yang ‘menindas’, kemiskinan adalah romantisme yang harus dipelihara untuk membuktikan bahwa aktivis rela berkorban. Bahasa gampangnya seperti ini,”Demi rakyat dan bangsa tercinta. Demi petani, buruh dan kaum miskin kota. Kami rela tetap miskin selamanya untuk tetap di garis depan perjuangan”. Sebuah nilai-nilai yang juga saya pegang sebelumnya sebagaimana saya mengimani nilai-nilai agama.
Mengapa saya keluar dari toples keyakinan lama dan belajar keyakinan baru?
Pertama, karena saya terus mempertanyakan apa dampak dari keyakinan lama saya? Saya mulai membayangkan,”Mungkinkah perjuangan dilakukan dengan perut kosong?. Mungkinkah memperjuangkan kesejahteraan sementara anak-anak tidak tercukupi kebutuhan pendidikannya?” Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Saya melihat orang-orang yang memegang keyakinan sama tetapi 10 tahun lebih dulu dari saya. Dengan merekalah saya bercermin masa depan saya 10 tahun yang akan datang. Karena melihat masa depan saya tidak begitu cerah, saya mulai mencari nilai-nilai keyakinan baru yang memberdayakan kehidupan keluarga dan tentu saja kehidupan sosial saya.
Kedua, karena saya terus bertanya sayapun mendapat jawabannya. Bisnis ini mengenalkan saya kepada begitu banyak buku yang merekonstruksi keyakinan-keyakinan saya. Berpikir dan Menjadi Kaya (Napoleon Hill), Berpikir dan Menjadi Sukses (DJ Schwarz), Awaken the Giant (Anthony Robbin), Rich Dad series (Robert K), Financial Revolution (Tung DW) dan banyak lagi buku-buku lainnya. Saya mulai belajar bahwa kaya adalah baik adanya. Kaya tidak mengikis idealisme kita. Kaya tidak akan menjauhkan kita dari jalan pengabdian. Kaya tidak mengaburkan iman dsb. Meskipun uang bukan segala-galanya, sayangnya ternyata segala-galanya termasuk tujuan-tujuan mulia hidup kita memerlukan uang. Saya makin menyadari bahwa, sekalipun SAYA TIDAK INGIN KAYA tetapi SAYA HARUS KAYA.
Karena saya berpikir harus kaya, saya mulai melupakan pertanyaan : apakah saya bisa kaya? Tanpa saya sadari saya berpindah fokus pada pertanyaan : Bagaimana caranya bisa kaya? Sebuah pertanyaan memberdayakan yang saya yakin akan menemukan jawabannya dalam bentuk yang nyata. Gusti Allah ora turu (Tuhan tidak tidur) kata orang jawa. Setiap kita bertanya DIA akan menurunkan jawaban.
Apa pelajaran dari cerita panjang kehidupan saya? Jika Anda ingin keluar dari toples keyakinan yang membelenggu, carilah model-model sukses dimana Anda ingin seperti mereka. Bergaullah dengan mereka jika ada disekeliling Anda. Apakah ada atau tidak Anda juga harus mencari model sukses yang jauh lebih besar. Itu bisa Anda dapatkan dari kaset atau buku-buku sukses yang bisa Anda dapatkan secara mudah di toko-toko buku terdekat. Saat Anda mendengar kaset atau membaca buku-buku sukses, pikiran Anda mulai mengikuti pola-pola berpikir orang-orang sukses. Kalau pola berpikir dan melakukan tindakan sama, Anda pun akan berlari pada arah yang sama meski pada jalan yang berbeda. Jalan yang Anda lewati satu tujuan dengan jalan yang mereka lewati. Jalan menuju sukses. Jika Anda menyempurnakan pola berpikir dan tindakannya, Anda pasti lebih cepat sukses daripada figur yang Anda pelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar