loading...

Membangun Aset di MLM

Apakah Anda menginginkan passive income? Pertanyaan yang bodoh sekali, tentu saja jawabannya YA. Siapa yang nggak kepingin, nggak ngapa-ngapain kok dikejar kejar uang terus.
Trus uangnya datang darimana?
Ya dari asset pak. Kucing juga tahu
Maksudnya asset?
Suatu milik kita yang dijalankan oleh system sehingga memberikan arus kas positif yang berkelanjutan.Rata member MLM juga tahu pak. Di Pelatihan khan sudah diajarin.
Lalu, siapa yang membangun systemnya?
Kita dong. Di MLM yg Solid, systemnya dibangun dari pertemuan ke pertemuan. Pertemuannya asyik, happy, pokoknya oke banget. Nggak seperti bisnis lainnya kalau pulang rapat jidat mengkerut semua.
Masak cuma begitu aja, katanya bisnis enak kok buktinya banyak yang muntaber?
Nah ini baru pertanyaan LUAR BIASA. Ceritanya panjang, kali ini saya akan serius menjelaskan.

Jujur aja, sebetulnya banyak yang ngaku leader tapi nggak ngerti membangun asset. Leader-leader itu kalau ditanya jawabannya fasih semua. Ya seperti jawaban saya tadi. Tapi anehnya banyak yang nggak ngerti-ngerti. Supaya gampang, lebih dulu saya mau cerita membangun asset di bisnis konvensional. Di bisnis konvensional, modal pertama kita adalah ide dan rencana bisnis. Ngomong-ngomong soal cari ide dan bikin rencana ini bukan perkara mudah. Dan juga butuh biaya yang banyak dengan melibatkan banyak ahli. Perencanaan pemasaran, perencanaan sistem produksi, perencanaan sistem keuangan, perencanaan sistem SDM, perencanaan sistem pengawasan, perencanaan hukum, perencanaan lokasi kantor dan pabrik, perencanaan hubungan dengan stakeholder, belum ini belum itu .... pusing! Loh, belum bisnis kok sudah pusing.
Perencanaan sudah bagus, sekarang cari duitnya. Kalau punya duit sendiri sih enak ya... Kalau nggak ya harus cari investor atau pinjaman bank. Lalu buat perijinan bisnis harus lewat birokrasi. Namanya passive income,
pasti dari bisnis besar dong. Nggak ada passive income kok modalnya cuma 10 juta, 50 juta. Itu sih modal orang jualan soto. Namanya bisnis besar, ijinnya bisa lewat puluhan meja. Biar cepet beres, amplopnya bisa ratusan. Salam tempel sana-sini. 6 bulan semua urusan administrasi dan hukum bisa beres, itu sudah luar biasa.
Membangun system di bisnis konvensional, kita akan berhubungan dengan banyak sekali orang. Investor, suplier, rantai distribusi, kompetitor dsb. Berhubungan dengan banyak orang untuk sebuah perputaran modal besar, Anda berada dalam ancaman jika tidak memiliki sistem pengawasan yang super ketat. Lengah sedikit, terperosok, modal bisa lenyap. Wah ... panjang sekali kalau diceritakan.
Ok, saya ceritakan yang paling gampang aja. Bisnis menghasilkan passive income yang paling gampang, nggak berbelit-belit dan aman. Bikin kos-kosan. Sebetulnya nggak 100% passive income sih, soalnya kalau ada apa-apa bapak kos pasti turun tangan. Nggak apa-apa, buat contoh yang mendekati. Soalnya kalau pakai contoh perusahaan bersystem yang beneran, terlalu rumit. Hanya orang-orang yang paham manajemen perusahaan bisa ngerti.
Bapak kos saya punya 14 kamar biasa dengan sewa 300 rb, dan 5 kamar VIP dengan sewa 550 rb per bulan. Kos dibangun diatas tanah yang luasnya 16 are. By the way, berapa modal membangun? Ini bukan angka matematis hanya obrolan saja. Katanya, lebih dari 400 juta, termasuk pagar keliling, ruang parkir dsb. Hahh... DAHSYAT...!!! Harga tanah saya sudah tahu, skitar 25 juta. Kalau dikali 16 are artinya....mmmm..... 400 juta juga. Hufff.... duit kok seperti daun ya, tinggal petik.
Berapa pendapatannya? 300 rb x 14 = 4,2 jt ditambah 5 x 550 = 2,75 jt. Jadi total 7 jt kurang dikit per bulan. Ini belum termasuk discount. Kalau bayar ½ tahun gratis 1 bulan, bayar 1 tahun cash, gratis 2 bulan. Bayar listrik, air, kebersihan dll. Okelah, kita pakai itungan yang paling untung. Anggap aja modalnya 500 juta dan pendapatan bersihnya 5 juta.
Pertanyaannya adalah apakah begitu kita punya modal 500 jt, seketika kos berdiri megah terisi penuh dan bulan itu juga, kita punya pendapatan 5 juta? Anda semua sudah tahu jawabannya. Ok kita ringkas saja tahapan-tahapannya dan kita pakai itungan yang cepat
> Cari tanah, beli tanah, sampai terima sertifikat balik nama --- 1 bulan
> Gambar bangunan, cari tukang, bangun --- 5 bulan
> Buka pengumuman sampai ada penghuni pertama --- 3 bulan
> Penghuni kos penuh --- 3 bulan

Total 1 tahun paling cepat, pemilik modal 500 juta baru menerima 5 juta pertamanya. Ada cerita menarik yang terjadi selama 1 tahun. Begini ceritanya:
Bulan pertama : Pemilik kos beli tanah 100 juta

Ada temannya datang, dan bertanya,” Saya dengar udah keluar modal 100 juta ya. Mana hasil usaha kos-kosannya?”
He jangan main-main, saya kan baru beli tanahnya. Tahun depan kamu kesini lagi, lihat aja nanti hasilnya.

Bulan kelima : Bangunan sudah jadi, tinggal ngecat saja.

Temannya datang lagi dan bertanya, “ Saya dengar udah keluar modal 450 juta. Mana hasil usaha kos-kosannya?”
Kamu gila ya, belum dicat bagaimana orang mau kos.

Bulan kedelapan : Kos sudah jadi dan ada plang pengumuman terima kos

Temannya datang lagi dan bertanya, “ Saya dengar modal 500 juta dah keluar semua. Mana hasil usaha kos-kosannya?”
Nanya terus, sekali lagi kamu datang kesini, saya hantam kamu...!

Bulan ketigabelas : Kos sudah penuh

Temannya datang lagi dan bertanya, “ Saya dengar kosnya rame, traktir dong.

Anda paham cerita saya? Orang yang mengerti dengan jelas membangun aset, tahu persis. Sebelum aset terbangun 100% uang tidak akan mengalir masuk. Selama satu tahun ditanya macam-macam, tetap tegar. Tentu saja Anda sepakat dengan pemilik kos, karena orang yang bertanya tadi pastilah orang GILA. Ngapain didengerin, bila perlu di tendang saja.
Sekarang apa bedanya membangun asset kos-kosan dengan membangun asset di MLM. Kita lihat perjalanan distributor2 MLM yang katanya membangun aset tapi muntaber.

Bulan pertama : Belanja New member

Salah satu temannya datang, dan bertanya,” Saya dengar udah keluar modal sekian juta ya. Mana hasilnya?”
Dapat produk doang, saya khan baru belajar.

Bulan ketiga : Masih di level bawah

Temannya datang lagi dan bertanya, “Katanya bisnis luar biasa, mana hasilnya?”
Ada sih dikit-dikit (sambil tersipu dan muka agak merah)

Bulan keempat : level mulai merangkak
Temannya datang lagi dan bertanya, “Kok saya lihat sering pulang malam, mana hasilnya?”
Namanya juga usaha, kalau memang sudah garis tangannya bagus ya bagus hasilnya. Ada sih bonus tapi habis lagi buat operasional.

Bulan keenam : Muntaber (mundur tanpa berita)
Temannya datang lagi dan menasihati dengan bijak,” Gue khan udah bilang dari dulu, mimpi mah nggak usah ketinggian. Kita khan orang biasa-biasa. Model kita ini ya mana bisa punya mercy. Kaya dan miskin itu khan Allah yang atur. Kita nikmatin aja, Ok?”
Elu bener friend. Udah 6 bulan saya usaha belum menikmati bonus juga. Gue tobat skarang, mulai hari ini gua janji, gue akan menjadi orang miskin selama-lamanya. Sampai jumpa di puncak miskin ..... !!!

-----------------o00o-----------------

Yah itulah gambaran distributor MLM yang muntaber. Mau enaknya tok. Yang namanya membangun aset di bisnis luaran sana, pinter harus, modal banyak wajib, resiko gede sudah kodrat, stress dan frustasi jangan ditanya lagi pak. Passive income yang paling gampang, kos-kosan, itu aja nunggu paling cepat 1 tahun baru ada uang masuk. Trus kapan balik modalnya?. Itung aja 500 jt : 5 jt per bln = 100 bulan. Alias 8 tahun lebih.
Di MLM, modalnya dikit, waktunya pendek, resiko nggak ada. Kalau modal besar hasil besar, itu sih biasa. Tapi ini ada bisnis besar modal kecil, ini baru LUAR BIASA. Resiko di MLM cuma satu. Sering ketemu orang GILA. Aset belum jadi udah ditanyain terus, mana hasilnya? Anehnya distributor MLM ikut-ikutan.”Iya ya, kok belum dapat hasil-hasil ya” Yang GILA siapa? Pinteran mana, bapak kos atau distributor MLM.
Supaya tidak terkesan menggampangkan, Anda analisis sendiri dan bandingkan dengan berbagai bentuk bisnis lainnya. Jika Anda memang ingin sukses, manakah pengorbanan yang paling ringan?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar