loading...

Berdo'alah

Di setiap nano detik kita mempunyai anugerah yang tak terbatas nilainya. Bernafas adalah salah satunya. Mengapa kita bisa membuka mata setelah lelap tertidur, lalu bangun berdiri? Jika kita mengerti seluruh proses fisika, biologis dan kimiawi di tubuh kita, ini adalah sebuah proses yang mengagumkan. Terlalu banyak keajaiban yang terjadi di tempat yang terdekat dari kita, tetapi kita tidak menyadari. Gajah dipelupuk mata tidak nampak kata peribahasa. Anugerah yang mengagumkan menjadi tidak terlihat karena terlalu sering kita nikmati dan rasakan sehingga menjadi hal yang memang harus demikian adanya. Begitu saja, tidak lebih.

Berdoa juga sebuah kegiatan yang terlalu sering dilakukan dan sudah menjadi bagian dari formalitas setiap acara. Sedemikian wajibnya dilakukan di setiap kegiatan, sehingga makna doa menjadi hal yang tidak penting untuk digali atau setidaknya tidak disadari. Kita sudah menjadi begitu terbiasa menerima hal-hal yang mudah dan nampak dan sering kehilangan kecerdasan spiritual untuk menggali lebih dalam.
Sikap leader MLM terhadap doa sangat beragam, :
  • Kelompok Pertama
    ini yang terbanyak, menganggap doa tidak penting. Ini bukan soal ungkapan verbal tetapi soal pemaknaan terhadap doa. Jika kita bertanya, apakah doa itu penting? Jawaban mereka pasti penting. Tetapi sikap sehari-hari memberikan jawaban yang berbeda. Rumus sukses buat mereka adalah : Sukses = Impian + Sikap + Kerja Keras + Kerja Pintar. Segala sesuatu yang menentukan sukses bisa dikendalikan oleh manusia karena itu apa pentingnya doa bagi kesuksesan? Sometimes mereka berdoa juga tetapi untuk tujuan-tujuan yang parsial dan nyaris tanpa penghayatan terhadap makna doa
  • Kelompok kedua
    Berpandangan doa itu penting tetapi tidak efektif melakukannya. Sangat banyak orang yang membaca doa tetapi tidak berdoa. Bingung? Ya, Anda tidak salah. Sering membaca doa tetapi tidak berdoa. Doa hanya sekedar teks yang dihafalkan dan dibaca berulang-ulang. Nyaris tidak ada bedanya dengan menghafalkan rumus matematika. Mereka mengucapkan bacaan-bacaan yang diajarkan guru agama tetapi tidak mengerti maknanya. Berdoa adalah bentuk komunikasi vertikal. Jika yang berdoa tidak mengerti dan tidak meyakini bagaimana dengan yang diminta. Sang Maha Pengasih
  • Kelompok ketiga
    Berdoa sangat penting dan harus dilakukan dengan efektif untuk melakukan perubahan di dunia. Kekuatan doa sesungguhnya ada di hati dan pikiran seseorang. Jika keduanya melakukan dengan sungguh-sungguh setidaknya secara garis besar ada tiga hal penting yang tercapai yaitu penyempurnaan hati dan jiwa. Kedua, kecerdasan berpikir, dan ketiga, kesehatan fisik. Jika salah satu dari ketiganya tidak kita rasakan perubahannya, ada yang salah pada persepsi dan cara berdoa kita.
(Untuk pembahasan selanjutnya, saya mohon maaf jika hanya membahas pendekatan Islam. Saya meyakini, seluruh agama memiliki prinsip-prinsip dasar yang bersifat universal, tetapi karena keterbatasan pribadi dan untuk menghindari menilai agama dari sudut pandang agama lain, saya menggunakan contoh-contoh dalam Islam yang saya pelajari dan telah lakukan).
Mari kita merefleksikan apa yang telah kita lakukan. Saat berdoa, apa saja yang kita lakukan? Sesuai dengan ajaran agama dan yang sudah dilakukan oleh Rasul, para sahabat dan ..... (hambali cs apa namanya?), kita melakukan hal berikut :
  • Puji-pujian terhadap sifat-sifat ALLAH (Asma’ul Husna) dan terhadap Rasul (value – kesempurnaan sbg acuan dasar)
  • Bersyukur terhadap segala bentuk kenikmatan yang telah diberikan ALLAH
  • Memohon ampunan terhadap dosa kita sendiri, orang tua bahkan nenek moyang (evaluasi)
  • Memohon dijauhkan dari godaan syaitan (segala sesuatu yang menjauhkan dari kesempurnaan : prasangka negatif, iri, dengki, ) dan memohon diberikan petunjuk ’jalan yang lurus’
  • Permohonan spesifik hal-hal yang ingin kita wujudkan di dunia(rencana kehidupan jangka pendek dan panjang/impian)
ALLAH dan Rasul memberikan petunjuk bukan saja untuk kehidupan akhirat, tetapi yang terdekat adalah kehidupan kita sehari-hari di dunia fana. Surga dan neraka dalam pengertian ’pembalasan’ sudah terjadi sekarang. ’Surga dan neraka’, ada diantara ujung kaki dan ujung kepala.
Tahapan-tahapan yang kita lakukan dalam doa sebetulnya juga pembelajaran bagi kehidupan kita sehari-hari dalam meraih sukses. Baik, mari kita lihat apa yang kita lakukan sehari-hari untuk menuju sukses. Apa yang pertama kali menggerakkan kita menuju sukses? Benar, keingian untuk berubah menjadi lebih baik. Lebih baik dalam hal apa? Ingin lebih kaya? Ingin lebih tinggi status? Ingin lebih kuat? Ingin lebih berkontribusi? Atau ingin lebih yang lainnya?
Saat Anda ingin berubah menjadi lebih baik, apa acuan-acuan kesuksesan Anda? Teman, tetangga, keluarga, tokoh nasional atau tokoh dunia? Anda ingin seperti mereka yang lebih baik dari Anda. Pertanyaannya adalah, apakah setelah mencapainya, itu berarti kehidupan Anda telah finish? Tidak. Anda pasti ingin lebih baik lagi. Lalu Anda mengejar lagi. Begitu seterusnya, sampai batas usia Anda. Jika Anda telah berlari begitu jauh dan begitu cepat melebihi apapun di dunia ini, apa yang menjadi acuan-acuan Anda? Siapakah Yang Maha Kaya? Siapakah Yang Maha Tinggi? Siapakah Yang Maha Perkasa? Siapakah Yang Maha Pengasih?
Sekarang mengertikah Anda, mengapa diawal doa kita mengagungkan sifat-sifat ALLAH? Sifat-sifat Allah adalah acuan kesempurnaan atau sebuah visi tanpa batas dimana kita menuju. Visi sebagai MAHA memang tidak mungkin kita capai, tetapi visi SANG MAHA adalah mercusuar bagi arah layar kita.
Benang merah pertama.
Jika kita sudah memiliki arah yang kita tuju dan acuan kesempurnaan, apa yang kita lakukan? Kita tentu melihat posisi kita dimana sekarang? Sudah sampai dimanakah? Dengan arah yang tepat ataukah melenceng berapa derajat? Kita melakukan evaluasi hasil-hasil apa yang sudah kita capai dan kesalahan-kesalahan apa yang kita lakukan yang menyebabkan sebagian rencana tidak tercapai. Dalam doa, apa yang Anda pikirkan saat bersyukur? Hasil-hasil bukan? Apa yang Anda pikirkan saat mohon ampunan atas dosa-dosa? Kesalahan-kesalahan Anda bukan?
Benang merah kedua.
Begitu menemukan kesalahan-kesalahan, Anda tentu tidak ingin itu terjadi lagi, karena akan mengganggu pencapaian berikutnya. Saat itu Anda mengungkapkan kesalahan Anda. Mungkin Anda selama ini bersikap bad crosslining, atau negatif kepada upline dsb. Anda harus menyiapkan antisipasi, jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama. Apakah itu ekuivalen dengan doa ”Jauhkan dari godaan syaitan terkutuk”?.
Benang merah ketiga.
Di sesi terakhir doa, biasanya kita menyampaikan permintaan-permintaan. Dan dipastikan permintaan itu adalah daftar prioritas rencana hidup Anda. Tidak semua keinginan Anda minta kepada Allah, hanya permintaan yang terpenting. Betul? Sedemikian pentingnya rencana-rencana itu sehingga Anda harus meminta kepada Sang Maha Kuasa. Sang Maha Pencipta, Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Rencana kehidupan terpenting itulah daftar impian Anda.
Benang merah keempat.
Bagaimana agar impian Anda kuat dan selalu selaras dengan acuan kesempurnaan (Asma’ul Husna)? Agama mengajarkan kepada kita untuk meng-affirmasi dan mem-visualisasikannya setiap hari, yaitu dengan melafazkan dzikir menjelang tidur hingga terlelap. Anjuran tersebut ternyata sangat relevan dengan ilmu pengetahuan modern, neuroscience. Apapun agama dan kepercayaannya, waktu terbaik untuk melakukan kedua hal tersebut adalah saat dalam kondisi pra sadar. Saat pikiran dalam kondisi paling rileks, ide-ide yang dimasukkan dalam pikiran akan melekat sangat kuat. Lebih lengkapnya Anda bisa membaca buku Becoming a Money Magnet, hasil renungan Adi W Gunawan dan Ariesandi Setyono
Jika Anda berdoa dengan benar, sekarang Anda telah memiliki daftar rencana tahapan-tahapan yang harus dicapai dari awal sampai ke puncak dream Anda. Beranjak dari doa, Anda mulai action, melangkahkan kaki pertama, kedua dan seterusnya. Apa yang Anda perlukan. Energi..!!
Energi ilahi mengalir melalui kepribadian. Jika sikap dan perilaku Anda selaras dengan nilai-nilai ilahiah, Anda akan memiliki energi yang begitu besar.
Mengapa jend sudirman, sakit parah tetapi tidak pernah menyerah kepada Belanda? Mengapa kaum muslimin berani berperang melawan kaum kafir yang jumlahnya berlipat-lipat? Mengapa orang berpuasa sungguh-sungguh jauh lebih segar dibandingkan puasa pura-pura?
Lihat orang-orang yang di ’jalan lurus’. Wajahnya bercahaya, sejuk penuh kedamaian, segar sepertinya tidak pernah lelah.
Apa yang membuat orang terkuras energinya, sehingga wajahnya selalu mencerminkan kelelahan?
Cemas, takut, iri, dengki, marah, khawatir, bosan, gelisah, ragu-ragu dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar