loading...

HADAPI KRISIS DENGAN GERAK CEPAT…!!!


ary-g

(By : Ary Ginanjar Agustian ; Pendiri dan Pemimpin ESQ Leadership Center)


Di Barat, kebanyakan orang seusia dan sesukses Kazuo Kashio menikmati masa pensiun yang memang pantas didapatnya. Namun, pria yang kini berusia 80 tahun itu sepertinya tak punya waktu untuk berleha-leha. “Saya harus terus, sampai prospek perusahaan kami membaik lagi,” katanya.

Sudah 20 tahun lebih dia memimpin perusahaan elektronik Jepang Casio Computer Co, yang dia dirikan bersama tiga saudaranya pada 2957. Dua tahun lalu, dia mengisyaratkan akan lengser dari jabatan presiden bila perusahaannya mencapai OPM (operating profit margin) 10%, yang dia targetkan tercapai pada akhir tahun fiskal Maret 2009 ini.

Sepertinya Kashio belum akan segera melaksanakan niat itu. Dia menilai saat ini adalah masa-masa sulit. Krisis saat ini, menurutnya, lebih buruk dari sebelum-sebelumnya. “Resesi dan penguatan yen bersamaan memukul kami”.

Casio yang memproduksi jam tangan, kalkulator saku, kamera digital, dan telepon mobile, memang merevisi estimasinya, dan kini memproyeksikan laba negatif. meski demikian, Kashio tidak gelisah berlebihan, terutama karena basis financial perusahaan cukup kuat. Maklum, seperti banyak perusahaah Jepang lain, Casio memanfaatkan tahun-tahun deflasi untuk melunasi seluruh pokok pinjaman.

Dibawah kepemimpinan Kashio, Casio telah berkali-kali melalui badai krisis, walaupun krisis kali ini bagi Jepang adalah terburuk sejak Perang Dunia II. Slah satunya adalah rontoknya gelembung ekonomi Jepang pada awal 1990-an, dan Casio selamat.

Kali ini, menurut Kashio, tidak cukup bagi perusahaan elektronik Jepang hanya diam menunggu krisis berakhir. Banyak orang bilang, setelah krisis pasti akan muncul peluang. Akan tetapi itu tidak benar. “Anda harus bergerak dan meraihnya. Peluang tidak akan datang bila Anda tidak melakukan sesuatu untuk meraihnya”.

Bergerak cepat, berbuat sesuaau, ikhtiar, itulah satu-satunya resep mujarab yang dijalankan Kashio. Ditengah badai krisis ini, dengan bangga Kashio mencanangkan peluncuran inovasi mutakhir Casio, yaitu kamera digital kecil berkecepatan tinggi yang diberi nama seri EXILIM.

Ada dua pelajaran sekaligus yang bias kita petik dari Kashio. Peertama, usia bagi Kasahio buknlah suatu garis dengan batasan-batasan tertentu mengenai kapan pengabdian berhenti. Kashi tidak tergiur dengan godaan untuk menikmati masa tua. Sebaliknya, dia ingin terus memberikan sumbangsih.

Kashio terus bergerak (bertindak) karena dorong dalam dirinya untuk mengeluarkan segala potensi yang dia miliki (fitrah). Dorongan yang bersumber dari suara hati itu akan terus mencari jalan untuk keluar. Bila ditahan, ia akan terus mendesak. Bila ditahan, ia bisa membawa efek negatif, bisa sakit fisik, bisa pula sakit psikis.

Suara Hati

Pelajaran kedua adalah tentang bagaimana menyikapi krisis secara positif. Di satu sisi krisis adalah suatu bentuk koreksi atas perilaku-perilaku menyimpang, dan di sisi lain, ia menjadi instrumen yang dapat menempa diri menuju tingkat kualitas yang lebih tinggi.

Kashio mengajarkan pada para kadernya bahwa krisis harus dihadapi dengan aksi dan gerak cepat. Mirip dengan resep yang diyakini keandalannya oleh banyak pelatih olahraga sepakbola, bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang.

Resep ini memiliki akar kuat dalam filosofi yang ditanamkan Kashio, yaitu kreatifitas dan kontribusi. Perlu saya ingatkan lagi bahwa kedua kata yang menjadi kredo Casio itu bukanlah potensi yang berada dalam domain intelektual, melainkan ranah kecerdasan spiritual manusia (suara hati).

Keduanya merupakan kecerdasan yang merupakan pancaran dari Sifat-Sifat Mulia Allah SWT (Asmaul Husna). Setiap manusia memilikinya, dan setiap manusia wajib selalu mengasah ketajamannya dengan membersihkannya dari bermacam-macam belenggu.

Belenggu itu sering justru bersumber dari kemampuan intelektual manusia sendiri. Misalnya, tak jarang perhitungan-perhitungan rasional seseorang menghalangi orang menuruti intuisi, yang bila dilaksanakan menghasilkan karya besar.

Nah, dalam kasus Kashio, filosofi kata kreatifitas dan kontribusi diterjemahkan sebagai ekspresi komitmen perusahaan untuk berkontribusi pada masyarakat dengan menawarkan produk-produk yang orisinal dan bermanfaat “yang hanya bisa diciptakan oleh Casio”. Casio berpendirian, produk-produk dengan fungsi-fungsi inovatif dapat membantu orang dalam kehidupan sehari-hari dan membantu masyarakat terus begerak maju.

Filosofi menjadi sumber kekuatan yang membawa Kashio selalu menjadi pionir, mulai dari teknolgi kalkulator hingga teknologi kamera digital. Casio meluncurkan kamera digital pertamanya yang dilengkapi monitor LCD untuk pasar consumer pada1995, dan selama lebih dari satu dekade tetap di garda terdepan teknologi kamera digital.

Dalam kelesuan ekonomi ini, Kashio bertekad mempertahankan keunggulan teknologi perusahaannya. Kashio berkeyakinan, hanya mereka yang bertindak saat ini yang akan mendapatkan peluang dan masa depan. Tidak dengan menyerah pada rontoknya pasar kamera digital. Tak ada kata menyerah, dalam krisis seberat apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar