loading...

ANDA PERLU TAHU

Multi Level Marketing

Jenis Penghasilan

Dalam hubungannya dengan penghasilan masyarakat, secara garis besar ada dua jenis penghasilan yaitu yang disebut 'active income' dan 'passive income'. Active income berarti penghasilan akan didapat bila orang tersebut bekerja. Sedangkan passive income berarti tanpa bekerja orang tersebut mendapat penghasilan, disini yang bekerja adalah uangnya untuk memberi penghasilan pada kita.

Sebagian besar masyarakat umumnya mempunyai penghasilan active income, mereka ini terdiri dari dua kelompok besar yaitu :
a. Kelompok 'bekerja untuk orang lain' yang terdiri dari buruh, pegawai dan kaum profesional. Pada kelompok ini, tidak seluruh uang yang dihasilkan merupakan miliknya.
b. Sedangkan kelompok lainnya adalah 'pemilik pekerjaan' yang terdiri dari dokter, artis, pengacara serta pemilik toko. Karena mereka ini pemilik pekerjaan, maka seluruh uang yang dihasilkan adalah milik mereka sendiri.

Tetapi pada kelompok active income ini mereka harus bekerja terlebih dahulu sebelum mendapat penghasilan. Bila tidak bekerja, misalnya ketika sakit atau sedang berlibur maka mereka tidak mendapat penghasilan. Modal yang diperlukan umumnya kecil dengan resiko kecil terutama pada kelompok 'bekerja untuk orang lain'. Sedangkan untuk kelompok 'pemilik pekerjaan' modalnya umumnya lebih besar.

Sedangkan pada masyarakat minoritas yang mempunyai penghasilan passive income, hidupnya lebih makmur dari pada kelompok masyarakat active income. Mereka ini terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :

a. Mereka adalah kaum 'investor' yang terdiri dari pemilik properti, pemegang saham dan kaum deposan. Mereka telah kaya terlebih dulu sehingga bisa mendirikan asrama atau hotel, atau mereka menanam modal pada suatu perusahaan, dan yang lain menanam uangnya untuk didepositokan ke bank. Mereka tidak perlu bekerja keras untuk mendapat penghasilan, karena uang yang ditanammya menghasilkan uang untuk mereka sendiri.

b. Kelompok lainnya adalah kaum 'pemilik bisnis', termasuk diantaranya adalah kaum konglomerat, franchising dan Network Marketing. Kaum konglomerat perlu modal yang sangat besar untuk membuat jalur konglomerasi dari bahan baku, industri sampai pemasarannya. Sedangkan franchising seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken akan menarik uang dari cabang seluruh dunia. 'Pemilik bisnis' ini lebih baik dibandingkan kaum 'investor' karena mereka sendiri yang memiliki bisnis sehingga bisa berdiri sendiri tanpa tergantung pada faktor lain.

Yang terpenting dalam kelompok 'pemilik bisnis' ini yaitu Network Marketing, karena bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Yang diperlukan hanya modal yang relatif kecil serta sedikit usaha, yang lambat laun dari penghasilan active income bisa menjadi penghasilan passive income. Network Marketing disebut juga Direct Selling atau lebih populer lagi disebut dengan istilah Multi Level Marketing atau MLM.

Jenis Penghasilan


active income

passive income

active income menuju passive income

Bekerja untuk orang lain

Pemilik pekerjaan

Deposan

Konglomerat & Franchising

Network Marketing

Modal

kecil

kecil - besar

kecil - besar

besar - sangat besar

kecil

Resiko

kecil

kecil - besar

kecil - menengah

besar

kecil

Tempat & waktu

tertentu

tertentu - fleksibel

tertentu

tertentu

fleksibel

Keahlian

tertentu, spesifik

spesifik

tidak spesifik

spesifik -

ada sistem

tidak spesifik,

ada sistem

Sifat penghasilan

konstan

variasi

variasi

menanjak

menanjak terjal

Penghasilan

kecil

menengah

kecil - besar

besar

awalnya kecil dan menanjak sampai besar

Pengertian umum Multi Level Marketing

Multi Level Marketing menggunakan pekerja atau anggota yang biasa disebut distributor dalam jumlah banyak. Masing-masing pekerja turut andil membeli produk serta mengembangkan jaringan agar orang lain ikut membeli produk dari perusahaan tempat dia bekerja. Setiap kali produknya terjual, maka anggota yang mempromosikan akan mendapat bonus. Bila seorang anggota mengembangkan jaringan atau merekrut anggota baru akan mengakibatkan produk tersebut semakin banyak dibeli dan anggota yang mengembangkan jaringan tersebut bonusnya semakin besar.

Karir seorang anggota dalam Network Marketing ditentukan oleh jumlah bawahan (disebut downline) dan bawahannya mempunyai juga bawahan dan seterusnya. Keadaan ini disebut penjenjangan atau biasa disebut level. Jumlah bawahan pada level satu (frontline, tepat di bawah seorang anggota) umumnya dibatasi dan minimal 2 orang, sehingga akan membentuk deret ukur. Semakin panjang deret penjenjangan di bawah seorang anggota, maka peringkat anggota tersebut akan semakin tinggi dan jumlah anggota terbawah akan semakin banyak.

Semakin tinggi peringkat seorang anggota maka semakin santai kerjanya serta semakin besar pula bonus yang diterima. Bonus seorang anggota pada peringkat tinggi ditentukan oleh aktivitas anggota group paling bawah dalam mempromosikan produk tersebut.

Disini berlaku kaidah ‘pekerjaan di masa lalu tidak terlupakan’, karena jasa seorang anggota di masa lalu dalam mengembangkan jaringan akan tercetak abadi dan anggota tersebut masih tetap mendapat bonus bila jaringannya terus berkembang dan ini bersifat eksponential serta akumulatif atau menanjak terjal.

Sejarah MLM

Multi Level Marketing sudah dimulai sekitar tahun 1930-an dan baru disahkan secara hukum pada tahun 1953 di California, Amerika Serikat. Pada mulanya, bisnis MLM yang mempunyai konsep baru dalam pandangan masyarakat saat itu, masyarakat tidak secara langsung dapat menerima MLM sebagai bisnis yang resmi. Selama sekitar dua sampai tiga dasa warsa, bisnis MLM mengalami banyak persoalan karena kurangnya informasi yang benar bagi masyarakat terutama banyak juga money game bermunculan yang agak sulit dibedakan dengan MLM murni oleh masyarakat luas. Dan pada akhir tahun 1980-an konsep bisnis MLM mulai dimengerti oleh masyarakat dan mulai menjamur hampir di seluruh dunia.

Kaidah Multi Level Marketing

• Modal kecil dan resikonya juga kecil serta pengembalian modal dalam waktu relatif singkat.

• Tidak tergantung pada tempat atau kantor serta tidak perlu peralatan dan pegawai.

• Waktu kerja bisa kapan saja, tergantung kemauan dan waktu luang.

• Hanya menjalankan Marketing Plan dan tidak memerlukan pengalaman atau keahlian khusus.

• Tidak ada pembatasan wilayah kerja.

• Bisnis adalah kepunyaan diri sendiri tetapi didukung para upline.

• Hasil kerja di masa lalu tidak hilang dan terus terakumulasi, sehingga penghasilan berkembang secara eksponensial.

• Anda bisa sukses dengan membantu downline untuk sukses.

Money Game

Hati-hati terhadap Money Game

Karena suksesnya perusahaan Multi Level Marketing dalam mencari uang serta penghasilan para anggotanya yang makmur, maka sebagian orang memanfaatkan image ini untuk kepentingan pribadi yaitu dengan menciptakan sistem yang hampir sama dengan Multi Level Marketing. Sistem yang dimaksud adalah 'Money Game', Sistem Piramida', 'Arisan Berantai' atau 'Bisnis Penggandaan Uang' dan istilah lainnya. Dalam praktek pengembangannya umumnya mereka mengaku sebagai MLM murni, padahal kegiatan ini hanya menguntungkan perusahaan dan tidak mempedulikan para anggotanya di level terbawah karena para anggota yang bergabung hanya diwajibkan menyetor uang ataupun hanya mendapat barang yang tidak bermutu dan tidak berguna.

Kegiatan Money Game ini dilarang oleh pemerintah. Badan yang mengawasi praktek Multi Level Marketing atau yang mengaku-aku sebagai Multi Level Marketing adalah Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) yang dapat dilihat pada web-site www.apli.or.id. APLI ini merupakan anggota dari Asosiasi Penjualan Langsung tingkat dunia atau World Federation of Direct Selling Association (WFDSA).

Suatu perusahaan MLM yang berdiri atau masuk dari luar negeri ke Indonesia, tidak secara otomatis menjadi anggota APLI melainkan harus bisa lolos dari seleksi yang cukup ketat untuk program Marketing Plan, Promotion, Product serta Kode Etiknya. Setelah lolos dari semua seleksi tersebut, baru kemudian mendapat nomor anggota APLI. Setelah itu baru kemudian dapat minta IUPB (Ijin Usaha Penjualan Berjenjang) dari Depperindag. Karena APLI ingin melindungi masyarakat dari praktek Money Game yang banyak merugikan masyarakat, maka Money Game tidak akan mendapat nomor keanggotaan dari APLI dan tidak bisa minta IUPB dari Depperindag.

Praktek 'Money Game' bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga pada negara-negara lain. Untuk melindungi konsumen terhadap praktek money game ini, hampir tiap negara mempunyai asosiasi penjualan langsung untuk negara tersebut dan semuanya merupakan anggota dari World Federation of Direct Selling Association (WFDSA). Karena APLI merupakan anggota dari WFDSA, maka APLI harus bisa menjaga nama baik APLI dengan berhati-hati dan selektif dalam memberikan nomor keanggotaan pada perusahaan MLM, jangan sampai perusahaan Money Game yang berkedok MLM bisa lolos ke masyarakat.

Suatu perusahaan Money Game dalam penyebarannya ke masyarakat tentu saja tidak akan mengaku sebagai Money Game. Mereka menggunakan suatu istilah yang menjadi kedok untuk mengelabui masyarakat agar perusahaannya bisa maju. Perusahaan Money Game yang baru muncul akan menggunakan istilah yang bervariasi dari waktu ke waktu untuk mengelabui masyarakat. Adapun usaha mereka antara lain :

Ciri-ciri Money Game

• Mengharuskan calon anggota untuk mengirim atau menyerahkan sejumlah uang (biasanya relatif besar) terutama kepada peserta yang berada pada level puncak.

• Tidak mendapat produk atau barang seharga dengan uang yang diserahkan atau mendapat produk dengan kualitas rendah sehingga tidak laku dijual.

• Biasanya tidak ada bonus bila anggota mengembangkan jaringan, atau hanya kecil saja bonusnya.

• Seorang anggota boleh "membeli" lebih dari 1 keanggotaan (disebut kavling).

Jumlah jenjang (level) terbatas banyaknya, antara 3 sampai sekitar 8 level saja. Semakin sedikit tingkat jenjangnya semakin banyak downline langsung (level 1) yang dibutuhkan.

Bonus maksimum dapat dihitung secara matematis, karena jumlah kaki dan jumlah level terbatas. Pada MLM di peringkat puncak bonus maksimum tidak dapat dihitung, karena jumlah level tidak dibatasi.

Anggota pada peringkat teratas yang telah mendapat bonus maksimum akan terhapus dari daftar keanggotaan. Pada MLM keanggotaan bersifat abadi.

• Tidak mempunyai nomor keanggotaan APLI (untuk Indonesia).


Tidak semua MLM bisa memberi penghasilan spektakuler

Banyak orang yang ikut menjadi anggota atau distributor suatu MLM yang mempunyai nomer keanggotaan APLI tetapi akhirnya menjadi kecewa, baik ketika peringkatnya masih rendah maupun setelah peringkatnya sudah tinggi. Disini APLI tidak bisa menjamin seseorang yang ikut suatu MLM yang sudah menjadi anggota APLI bisa sukses dalam bisnisnya. Kesuksesan seorang anggota MLM tergantung dari keaktifan dirinya sendiri dalam berbisnis serta tergantung juga pada sistem yang berlaku pada MLM yang diikutinya. Bila seseorang yang mempunyai semangat tinggi serta bermental baja sekalipun akan sulit untuk sukses kalau MLM yang diikutinya kurang mendukung para anggotanya untuk sukses. Yang paling penting adalah MLM yang diikutinya harus berkualitas tinggi, bertaraf internasional yang sanggup untuk memberikan kesuksesan bagi seseorang, baru kemudian faktor kondisi peserta baik semangat maupun faktor lucky.

Berikut ini beberapa masalah yang sering membuat orang kurang sukses dalam bisnis MLM serta perbedaannya dengan Tianshi:

01. Produk yang tidak habis terpakai dalam jangka waktu relatif pendek

02. Keharusan daftar ulang setiap sekian tahun sekali

03. Pelanggaran aturan tertentu

04. Harus terus mempertahankan peringkat

05. Sistem penghangusan omzet penjualan

06. Penumpukan produk di gudang sendiri

07. Sistem 'binary' yang mengharuskan keseimbangan antara kaki kiri dan kaki kanan

08. Adanya larangan untuk ikut sebagai anggota MLM lain

09. Janji akan adanya hadiah motor atau mobil

10. Semua MLM menjanjikan adanya passive income, tetapi tidak semua MLM menjanjikan bonus sharing internasional apalagi untuk menjanjikan apa yang disebut bebas finansial


01. Produk yang tidak habis terpakai dalam jangka waktu relatif pendek

Produk yang tidak habis terpakai dalam jangka waktu relatif pendek, akan sulit untuk memasarkan produknya pada orang yang sama, terkecuali pada orang yang mempunyai hoby mengumpulkan barang sejenis dalam jumlah banyak.

Produk Tianshi merupakan nutrisi untuk kebutuhan hidup sehari-hari karena bermanfaat bagi kesehatan dan bersifat unik karena hanya di produksi oleh perusahaan Tianshi.


02. Keharusan daftar ulang setiap sekian tahun sekali

Sistem marketing yang mengharuskan anggotanya untuk daftar ulang setiap sekian tahun sekali. Meskipun biayanya sangat murah dalam orde hanya puluhan ribu tetapi mempunyai kemungkinan para anggotanya tidak daftar ulang karena lupa atau oleh sebab yang lain, sehingga dia harus kehilangan segalanya yaitu keanggotaan, peringkat dan penghasilan. Untuk kembali menjadi anggota harus mulai dari awal lagi serta mencari downline baru lagi untuk mengembangkan jaringannya, sedangkan ex-downline yang telah dibina sekian tahun secara otomatis akan menjadi hak upline-nya. Umumnya orang yang telah kehilangan nomor keanggotaannya, merasa kapok dan jera ikut MLM yang pernah digelutinya, seakan-akan dirinya merasa dikhianati.

Di Tianshi tidak ada daftar ulang, sekali mendaftar berlaku seumur hidup, dapat diwariskan dan berlaku secara internasional karena Tianshi telah dipasarkan di lebih dari 100 negara dari 5 benua. Anggota Tianshi tidak perlu khawatir akan kehilangan nomor keanggotaan.


03. Pelanggaran aturan tertentu

Sistem marketing yang mempunyai aturan untuk dikeluarkan dari keanggotaan karena melanggar suatu aturan tertentu. Yang namanya manusia tentu punya sifat lupa dan khilaf. Bila kekhilafan kita bisa berakibat kehilangan penghasilan sekian puluh atau ratus juta, tentunya akan memberi beban psikologis pada para anggotanya. Setiap saat jangan sampai lupa atau khilaf, terutama bila peringkatnya sudah tinggi.

Tianshi tidak mengenal aturan pemecatan anggota, sehingga terhindar dari beban psikologis yang bisa mengakibatkan stress.


04. Harus terus mempertahankan peringkat

Sistem marketing yang anggotanya harus terus mempertahankan peringkat dengan omzet penjualan tertentu tiap bulannya. Bila group seseorang macet dalam arti tidak berkembang maka omzet penjualan group tersebut akan turun, yang berakibat seseorang dapat turun peringkat. Kalau peringkatnya masih rendah, ini merupakan beban yang ringan saja, tetapi bila peringkatnya sudah tinggi, maka bebannya semakin besar. Bila tidak ingin turun peringkat maka dia harus merogoh dompetnya sendiri agar omzet penjualan dari perusahaan tidak turun. Kalau hanya sekian juta mungkin masih bisa ditangani, tetapi bila sudah mencapai sekian puluh juta dan untuk waktu yang tidak dapat diperkirakan yang bisa memakan waktu berbulan-bulan tentu saja membuat orang menjadi kapok ikut MLM. Setiap kali TUPO (Tutup Point) dia harus merogoh dompetnya sendiri sekian dalam, katakanlah Rp 1 juta dan bonus yang dia terima hanyalah sekitar Rp 100 ribu. Bahkan kalau kebetulan tidak punya uang, pemimpin group ada yang sampai berani mencari hutangan dan besarnya bisa sampai puluhan juta tergantung peringkat yang akan dipertahankannya, dengan demikian penghasilan menjadi negatip, minus, rugi atau tekor. 'Mau cari penghasilan atau mau cari hutangan'. Yang pasti perusahaan selalu untung, sedangkan anggota belum tentu untung dan ada kemungkinan menjadi buntung. Itulah sebabnya mengapa para upline yang duduk di atas selalu mem-'push' para downline di bawahnya agar terus berjualan dengan dalih 'dari mana datangnya bonus bila tidak berjualan' agar kedudukannya tidak terancam turun peringkat. Roda kehidupan selalu berputar, suatu saat suatu group bisa macet tidak berkembang yang membuat dompet sang pemimpin group kebobolan. Umumnya kasus seperti ini yang paling banyak terjadi dan membuat orang menjadi muak, benci serta bosan dan menganggap semua MLM demikian adanya, sehingga MLM yang memang bisa membuat kesejahteraan para anggotanya ikut terkena getahnya.

Di Tianshi tidak dikenal istilah turun peringkat, karena peringkat tidak ditentukan oleh omzet penjualan pada bulan berjalan tetapi ditentukan oleh akumulasi omzet group. Istilahnya aset sama dengan omzet penjualan yang telah dilakukan oleh group. Bila group memang macet total, ya tidak usah cari hutangan untuk mempertahankan peringkat karena peringkat tidak akan turun, dan tentu saja bonus bulan tersebut menjadi nol tetapi tidak sampai menjadi minus atau negatip. Di Tianshi tidak ada kemungkinan seorang anggota Tianshi menjadi rugi, tekor ataupun bangkrut.


05. Sistem penghangusan omzet penjualan

Sistem marketing yang menghanguskan sampai 100% atau kurang untuk omzet penjualan, bila tidak tercapai target yang ditentukan. Suatu MLM mewajibkan para anggotanya untuk membeli produk sampai tercapai suatu target tertentu sesuai dengan peringkatnya, bila tidak tercapai maka tidak ada bonus pada bulan berjalan tersebut dan pada bulan depannya harus mulai lagi dari nol rupiah dan bukan meneruskan kekurangan target pada bulan yang targetnya tidak tercapai. Bila sang pemimpin group peringkatnya sudah tinggi maka target penjualan juga semakin besar sampai puluhan juta atau lebih. Bila pada bulan tersebut targetnya kurang dari yang ditentukan, maka sang pemimpin harus mengeluarkan uang dari dompetnya sendiri untuk menutup kekurangan dari target yang ditentukan. Bila tidak terpenuhi, selain dia terancam turun peringkat, maka omzet penjualan tersebut akan hangus dan untuk bulan depannya harus mulai lagi dari nol rupiah. Kalau groupnya masih kecil, maka kekurangan sekian puluh atau ratus ribu rupiah masih bisa ditangani dari dompetnya sendiri. Tetapi bila kekurangannya sudah sekian puluh juta rupiah pada peringkat tinggi, apakah masih akan dikeluarkan uang dari dompetnya sendiri, dan bagaimana untuk bulan berikutnya, apakah masih juga akan dikeluarkan uang dari dompetnya ? Pertimbangannya hanya ada dua pilihan yaitu ditangani dengan resiko rugi atau keluar dari MLM tersebut.

Di Tianshi tidak ada penghangusan omzet karena memang tidak ada target untuk suatu peringkat. Dengan demikian, seorang anggota tidak harus memaksakan diri untuk membeli produk yang memang tidak diperlukan hanya karena untuk memenuhi target.


06. Penumpukan produk di gudang sendiri

Untuk terus mempertahankan peringkat atau karena adanya sistem penghangusan omzet penjualan, seperti diterangkan di atas, maka seorang anggota dengan terpaksa membeli produk yang sebetulnya tidak dibutuhkan. Akibatnya barang menumpuk di gudang sendiri. Kasus ini bisa terjadi dari peringkat rendah sampai tinggi. Mau diapakan barang tersebut ? Dengan terpaksa dijual obral atau potongan harga sekian puluh persen dari pada rugi banyak. Jangan heran bila ada anggota suatu MLM menjual obral produknya, dia sedang dilanda kasus penumpukan barang di gudang.

Ada juga MLM yang melarang para anggotanya untuk menjual barang lebih rendah dari harga yang ditetapkan. Kelihatannya ini merupakan suatu aturan yang lumrah saja. Mari kita analisa lebih lanjut dengan pikiran jernih. Bila seorang anggota karena mempertahankan peringkat atau omzet penjualannya takut hangus, maka dia terpaksa membeli produk dengan uang dari dompetnya sendiri, sehingga dia akan menumpuk barang di gudang. Bila barang tersebut dilarang untuk dijual obral dengan tujuan mengurangi resiko kerugian, terus mau diapakan barang tersebut. Bila terus-terusan ditumpuk maka barang akan semakin menggunung, dan bila dia berbuat nekat untuk menjual obral maka dia telah melakukan pelanggaran aturan, dia bisa dipecat dari keanggotaan. Kelihatannya aturan ini sepele dan lumrah saja, tetapi efeknya sangat menyakitkan. Jangan sampai masuk perangkap atau bubu, bisa masuk tidak bisa keluar, hanya bisa keluar kalau dipaksa keluar atau dipecat dengan sakit hati yang mendalam.

Karena di Tianshi tidak usah mempertahankan peringkat (karena peringkat tidak akan turun) dan di Tianshi tidak ada sistem penghangusan omset penjualan (karena di Tianshi hanya sekali beli produk dan untuk seterusnya hanya mengembangkan jaringan) maka seorang anggota Tianshi tidak perlu menumpuk produk di gudang. Seorang anggota Tianshi hanya perlu beli produk kalau memang membutuhkannya.


07. Sistem 'binary' yang mengharuskan keseimbangan antara kaki kiri dan kaki kanan

Sistem binary ini hanya perlu dua orang downline pada level 1 untuk ditempatkan di kaki kiri dan kaki kanan. Faktor keseimbangan ini harus tetap terjaga dan bila tidak, seorang pemimpin group tidak akan mendapat bonus atau bonusnya hanya kecil saja. Bila groupnya sudah besar, apakah masih juga bisa dijaga keseimbangannya, suatu hal yang patut dipertanyakan, karena sulit untuk mengontrol aktivitas downline di level bawah terutama bila downline terletak di kota atau negara lain. Kadang-kadang karena downline-nya tidak seimbang, seorang pemimpin group sampai memberikan discount atau potongan harga kepada siapa saja agar kaki yang timpang dapat terisi downline.

Seorang anggota Tianshi bisa saja menggunakan sistem binary ini untuk naik peringkat, cukup dua orang downline tanpa harus menjaga agar seimbang. Tetapi untuk naik peringkat besar omzet-nya dua kali lipat dibandingkan yang punya kaki 3 atau 4 orang, sehingga lebih sulit untuk naik peringkat. Agar cepat naik peringkat diperlukan 3 orang downline, tetapi 4 orang downline adalah lebih baik karena mudah untuk menghitung omset group, tanpa harus menjaga agar seimbang antar kaki-kakinya.


08. Adanya larangan untuk ikut sebagai anggota MLM lain

Seorang anggota suatu MLM sebaiknya dan seharusnya mempunyai kebebasan untuk ikut menjadi anggota MLM lain. Bila ada MLM melarang anggotanya untuk ikut menjadi anggota MLM lain, dengan alasan 'tidak mungkin seseorang bisa menjalankan dua bisnis yang berlainan', kemungkinan besar MLM tersebut atau para upline yang duduk di atas takut kehilangan anggota bila ternyata MLM yang akan diikutinya tersebut lebih dapat memberikan peluang besar untuk sukses. Hanya orang yang berani saja yang mau melakukan double bahkan triple keanggotaan.

Tianshi tidak melarang anggotanya untuk bergabung dengan MLM lain, karena Tianshi yakin bahwa sistem marketing plan-nya memang paling unggul. Dan bila ada anggotanya yang bergabung dengan MLM lain, pada akhirnya mereka akan kembali pulang ke Tianshi, karena Tianshi lebih bisa memberikan segalanya, baik berupa kemudahan dalam menjalankan bisnis, bonusnya yang spektakuler, tidak ada tetek-bengek macam-macam aturan dan larangan yang mempersempit ruang gerak, banyak contoh orang sukses, tidak stress untuk mempertahankan peringkat, tidak dikejar-kejar target dan lain sebagainya.


09. Janji akan adanya hadiah motor atau mobil

Seorang anggota suatu MLM diberi janji akan diberi hadiah asuransi, motor atau mobil. Dari mana datangnya dana tersebut ? Usut punya usut, ternyata dari bonus bulanan yang akan diterima, jelasnya anggota tersebut diberi hak mendapat kredit dengan syarat pemotongan bonus bulanan. Ini namanya bukan hadiah, sama saja dengan meng-kredit sendiri dari bonus bulanan.

Di Tianshi yang namanya hadiah berupa mobil, kapal pesiar, pesawat pribadi dan villa mewah adalah benar-benar hadiah tanpa kredit, tanpa pemotongan bonus bulanan, tanpa bayar pajak, cukup foto-kopi KTP untuk pengurusan surat kendaraan dan passport. Sedangkan dananya diambil dari total omzet group sejak bergabung. Pekerjaan masa lalu yang memang tidak pernah dilupakan.


10. Semua MLM menjanjikan adanya passive income, tetapi tidak semua MLM menjanjikan bonus sharing internasional apalagi untuk menjanjikan apa yang disebut bebas finansial

Passive Income artinya kita tidak bekerja tetapi mendapat penghasilan. Berapa besarnya? Hal ini tergantung dari perusahaannya. Seorang anggota MLM yang peringkatnya lebih tinggi dari pada ketika dia mendaftar menjadi anggota, maka dia akan mendapat passive income karena kerja dari para downline-nya. Besarnya tergantung dari tinggi rendahnya peringkat yang dicapai. Sebetulnya pada peringkat yang masih tergolong rendah ini tidak benar-benar merupakan passive income, karena dia masih juga bekerja kesana kemari, entah itu membantu downline mencarikan calon downline atau mengadakan pertemuan untuk membina para downline, agar tidak patah semangat atau agar kepercayaan terhadap perusahaan tidak memudar dsbnya.

Di Tianshi yang namanya passive income seperti yang diuraikan di atas juga ada, yaitu mulai peringkat Bintang 4 ke atas, tetapi para anggota Tianshi menyadari bahwa keadaan itu bukan passive income yang sebenarnya. Seorang anggota yang baru masuk Tianshi tahu bahwa letak peringkat untuk mendapat passive income dimulai dari peringkat Bronze Lion karena anggota yang telah mencapai peringkat tersebut akan mendapat bonus sharing internasional yang besarnya sekitar 10 ribu $US dan dananya diambil dari omzet penjualan seluruh dunia (lebih dari 100 negara). Semakin tinggi peringkatnya di atas Bronze Lion maka yang namanya bebas finansial secara bertahap akan tercapai.


Marketing Plan MLM konvensional dan Resikonya


Item

Resiko

Komentar

Produk tidak habis terpakai dalam jangka waktu pendek

Jaringan sulit berkembang

Sukses di bisnis ini terletak sangat jauh

Aturan daftar ulang

Bisa kehilangan keanggotaan, peringkat dan penghasilan. Semua downline dalam jaringannya yang telah dibina bertahun-tahun secara otomatis menjadi hak milik upline-nya

Disini berlaku kaidah hasil pekerjaan di masa lalu memang sengaja dilupakan serta kaidah memiliki bisnis sendiri serta didukung oleh upline tidak berlaku disini, karena telah didepak oleh upline sehingga berlaku kaidah baru, yaitu anda bisa sukses dengan menendang kawan sendiri (downline). Sangat licik dan menyebalkan.

Pelanggaran aturan tertentu

Harus terus mempertahankan peringkat

Anggota bisa rugi, tekor bahkan bangkrut.

Umumnya aturan ini baru diketahui anggota setelah lama bergabung (sengaja disembunyikan ? ini merupakan perangkap dan bersifat licik). Kaidah mempunyai resiko kecil tidak berlaku disini

Sistem penghangusan omzet penjualan

Penumpukan produk di gudang sendiri

Menyita ruang dan pikiran

Penghamburan uang yang tidak perlu. Ini terjadi akibat mempertahankan peringkat dan sistem penghangusan omzet.

Sistem binary

Perlu menjaga keseimbangan antara kaki kiri dan kanan secara terus menerus. Bila tidak maka bonus tetap kecil dan sukses rasanya menjadi jauh.

Bila group sudah besar sulit untuk mengontrolnya

Larangan untuk ikut sebagai anggota MLM lain

Tidak bisa membandingkan sistem Marketing Plan antar MLM, sehingga anggota terisolasi dan tidak bisa memilih MLM yang terbaik.

Seakan-akan MLM tersebut yang terbaik padahal masih ada MLM yang lebih menjanjikan seseorang untuk sukses di bisnis MLM. Sombong atau takut kehilangan anggota !?

Janji akan adanya hadiah asuransi, motor atau mobil

Kecewa berat bila tidak sesuai dengan yang didambakan

Tidak seindah janjinya

Janji adanya passive income



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar